Dunia TI tahun 2009 diwarnai oleh menyeruaknya beberapa tren baru di internet. Ambil saja contoh semaraknya jejaring sosial. Facebook, Twitter, LinkedIn, dan Plurk merupakan beberapa di antaranya. Tidak lengkap rasanya kalau sehari saja tidak meng-update status atau mengeposkan tweet.
Diperlukan media untuk melakukan aktivitas jejaring sosial tersebut supaya lebih mudah, lebih bebas kapan saja dan di mana saja. Akses lewat peranti mobile seperti ponsel dan smartphone menjadi salah satu pilihan. Namun bagi yang kurang puas akibat keterbatasan ukuran layar, pilihan lainnya adalah notebook. Sayangnya harga notebook tergolong mahal. Dari segi dimensi dan bobot, rasanya pun kurang praktis untuk diboyong ke mana-mana.
Maka lahirlah mini-notebook alias netbook. Inilah mobile PC yang wujudnya dipermungil dan bobot ringan, tapi tetap mampu menjalankan kebutuhan komputasi. Harganya pun lebih terjangkau. Dibanding notebook yang umumnya berkisar di rentang US$ 700 - 1200, netbook dibandrol pada harga US$ 200 - 500. Di Indonesia, malah terjadi fenomena unik yaitu bundel netbook dan paket langganan internet mobile. Walhasil, harga netbook bisa ditekan semurah mungkin, bahkan bisa "gratis". Tidak mengherankan jika konsumen melirik produk ini.
Selain berselancar di dunia maya untuk mengakses jejaring sosial, netbook juga bisa dipakai bekerja dengan aplikasi-aplikasi standar. Oleh karena itu, produk ini pun menarik minat orang-orang kantoran. Bagi yang berkantong cekak, netbook dapat dijadikan alternatif PC murah. Sementara bagi para eksekutif berduit, netbook dirasa layak untuk mendampingi PC atau notebook milik mereka alias difungsikan sebagai second PC.
Diawali oleh kesuksesan Asus Eee PC tahun 2008 lalu, para vendor pun berbondong-bondong membanjiri pasar ini. Sebut saja Acer Aspire One, HP Mininote, dan Dell Mini. Pabrikan lokal pun tidak mau ketinggalan kereta. Zyrex muncul sebagai pionir, disusul BYON, Advan, dan Axioo.
Puncaknya terjadi tahun ini ditandai dengan prestasi spektakuler yang dituai produk-produk netbook. Berdasarkan hasil riset DisplaySearch, sebanyak 33,3 juta unit netbook berhasil dikapalkan sepanjang 2009. Angka ini melonjak tinggi dibanding pencapaian tahun 2008 yang hanya menyentuh 16,4 juta unit. Ini berarti terjadi peningkatan lebih dari dua kali lipat, atau tepatnya 103%. Komparasikan dengan peningkatan penjualan notebook yang hanya 5%, dari 129,6 juta unit pada tahun 2008 menjadi 136,3 juta unit tahun ini.
DisplaySearch juga memprediksi pergerakan pasar netbook masih cukup aktif pada tahun 2010, yaitu bertumbuh sebesar 19% dari angka tahun ini. Tidak sepesat sekarang memang karena pasarnya terancam dikikis oleh kehadiran notebook ultratipis berbasiskan prosesor Intel CULV dan AMD Athlon Neo. Namun secara teknologi, netbook tetap bakal berkembang. Amunisinya berupa prosesor Intel Atom generasi terbaru dan VIA Nano 3000, kartu grafis canggih NVidia Ion yang mendukung video HD, serta batere yang lebih tahan lama. Dari sisi software, rencana perilisan Google Chrome OS bakal menambah semarak penggunaan netbook.
(Erry FP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar