Jakarta. Bank Indonesia (BI) optimis pertumbuhan kredit bisa melejit di atas target semula yaitu 17% - 20%, menjadi kisaran 21% - 22%, jika laju pertumbuhan ekonomi tahun 2010 ini bisa mencapai minimal 6%.
"Jika pertumbuhan ekonomi di atas 6%, kredit tahun ini bisa tumbuh antara 21% hingga 22%," ujar Pjs. Gubernur BI Darmin Nasution di Jakarta, Jumat (9/4).
BI sendiri sudah merevisi target pertumbuhan ekonomi tahun 2010 ini yakni di kisaran 5,5% sampai dengan 6%. "Indikator ekonomi sampai kuartal I kemarin banyak yang baik, tidak ada alasan untuk pesimis," kata Darmin.
Meski optimis kredit bisa melejit seiring kenaikan pertumbuhan ekonomi, namun BI belum berniat mengubah target penyaluran kredit. Bank sentral masih memegang target awal yakni 17% hingga 20%. "Lebih baik targetnya konservatif," ujar Deputi Gubernur BI Muliaman D. Hadad.
BI sudah menyiapkan aturan baru Giro Wajib Minimum (GWM) yang akan dikaitkan dengan Loan to Deposit Ratio (LDR). "Kami percaya bisa tumbuh 17% sampai dengan 20%, namun agar lebih yakin kami buat aturan LDR itu," kata Darmin.
Saat ini, kebijakan tersebut masih dalam tahap finalisasi. Darmin belum mau mengungkap berapa batas atas dan batas bawah tingkat LDR yang harus dipatuhi oleh bank. "Yang jelas kalau LDR di bawah ketentuan akan ada disinsentif. Nanti juga ada batas atasnya, jika melebihi itu juga nanti akan ada aturannya," jelas Darmin.
Sebelumnya, Muliaman pernah mengungkapkan, angka LDR yang ideal untuk mendorong pertumbuhan kredit sekaligus masih kondusif bagi kondisi kesehatan bank adalah level 75% hingga 80%. "Itu cukup ideal untuk dua kepentingan tersebut," katanya.
Obligasi Menjadi Bagian LDR
Di kalangan bankir muncul usulan agar obligasi alias surat utang jangka panjang yang dimiliki oleh bank dimasukkan sebagai komponen LDR. Chief Financial Officer Bank Mandiri Pahala N. Mansyuri menuturkan, jika obligasi dimasukkan maka LDR bank bisa terangkat cukup banyak. "LDR kami saat ini sekitar 61%, jika komponen aset kami di government bonds dimasukkan maka LDR nya bisa sampai 90%," ujarnya.
Sayangnya, BI belum bisa berkomentar banyak tentang keinginan para bankir ini. "Susah itu," kata Muliaman.
"Jika pertumbuhan ekonomi di atas 6%, kredit tahun ini bisa tumbuh antara 21% hingga 22%," ujar Pjs. Gubernur BI Darmin Nasution di Jakarta, Jumat (9/4).
BI sendiri sudah merevisi target pertumbuhan ekonomi tahun 2010 ini yakni di kisaran 5,5% sampai dengan 6%. "Indikator ekonomi sampai kuartal I kemarin banyak yang baik, tidak ada alasan untuk pesimis," kata Darmin.
Meski optimis kredit bisa melejit seiring kenaikan pertumbuhan ekonomi, namun BI belum berniat mengubah target penyaluran kredit. Bank sentral masih memegang target awal yakni 17% hingga 20%. "Lebih baik targetnya konservatif," ujar Deputi Gubernur BI Muliaman D. Hadad.
BI sudah menyiapkan aturan baru Giro Wajib Minimum (GWM) yang akan dikaitkan dengan Loan to Deposit Ratio (LDR). "Kami percaya bisa tumbuh 17% sampai dengan 20%, namun agar lebih yakin kami buat aturan LDR itu," kata Darmin.
Saat ini, kebijakan tersebut masih dalam tahap finalisasi. Darmin belum mau mengungkap berapa batas atas dan batas bawah tingkat LDR yang harus dipatuhi oleh bank. "Yang jelas kalau LDR di bawah ketentuan akan ada disinsentif. Nanti juga ada batas atasnya, jika melebihi itu juga nanti akan ada aturannya," jelas Darmin.
Sebelumnya, Muliaman pernah mengungkapkan, angka LDR yang ideal untuk mendorong pertumbuhan kredit sekaligus masih kondusif bagi kondisi kesehatan bank adalah level 75% hingga 80%. "Itu cukup ideal untuk dua kepentingan tersebut," katanya.
Obligasi Menjadi Bagian LDR
Di kalangan bankir muncul usulan agar obligasi alias surat utang jangka panjang yang dimiliki oleh bank dimasukkan sebagai komponen LDR. Chief Financial Officer Bank Mandiri Pahala N. Mansyuri menuturkan, jika obligasi dimasukkan maka LDR bank bisa terangkat cukup banyak. "LDR kami saat ini sekitar 61%, jika komponen aset kami di government bonds dimasukkan maka LDR nya bisa sampai 90%," ujarnya.
Sayangnya, BI belum bisa berkomentar banyak tentang keinginan para bankir ini. "Susah itu," kata Muliaman.
Ruisa Khoiriyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar