Selasa, 11 Mei 2010

Bakrie Telecom Jajaki Obligasi US$ 250 Juta

Jakarta - PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) sedang mengkaji penerbitan obligasi berdenominasi dolar AS senilai US$ 250 juta. Dananya akan digunakan untuk membiayai kembali (refinancing) utang dan pengembangan usaha perseroan.

"Beberapa opsi sedang dikaji, salah satunya penerbitan obligasi dolar kurang lebih US$ 250 juta. Bisa lebih," ujar Direktur Keuangan BTEL, Jastiro Abi saat dihubungi detikFinance, Kamis (25/3/2010).

Menurut Abi, perseroan juga mengkaji opsi pinjaman perbankan dan pembiayaan dari vendor (vendor financing). Namun perseroan cenderung mengarah pada penerbitan obligasi dolar tersebut.

"Kita juga kaji opsi sindikasi perbankan dan vendor financing. Untuk opsi obligasi sedang dalam proses penunjukkan underwriter," ujarnya.

Saat ini, perseroan tengah melakukan pembicaraan dengan Merril Lynch, Morgan Stanley dan Credit Suisse guna membicarakan kemungkinan mereka menjadi penjamin emisi perseroan. Namun kepastiannya masih menunggu finalisasi pengkajian opsi pendanaan.

"Ya pokoknya semester I ini ada keputusannya, mungkin sekitar April," ujarnya.

Abi mengatakan, dana yang diperoleh nanti akan digunakan untuk pendanaan belanja modal (capital expenditure/capex), refinancing utang-utang perseroan dan pengembangan usaha.

"Dananya untuk macam-macam, capex, refinancing utang juga pengembangan usaha," ujarnya.

Sementara Direktur Utama BTEL Anindya Bakrie mengatakan, perseroan berharap obligasi dolar tersebut dapat diserap di pasar luar negeri seperti Singapura, Amerika Serikat dan Hong Kong.

Dalam catatan detikFinance, BTEL memiliki utang dari kreditor, yakni Credit Suisse sebesar US$ 135 juta dan utang obligasi Rp 650 miliar. Keduanya baru akan jatuh tempo pada 2012. Meski baru jatuh tempo dua tahun lagi, upaya refinancing dapat memperbaiki struktur pendanaan perseroan.

Sementara itu, sepanjang 2010, operator seluler berbasis code division multiple access (CDMA) dengan produknya Esia ini mengalokasikan capex sebesar US$ 200 juta.

Dana sebesar US $200 juta yang dianggarkan untuk tahun 2010 akan digunakan bagi kegiatan investasi organik perusahaan. "Sebanyak 75% akan kami gunakan untuk main core seperti penambahan BTS, bandwith, dan lainnya. Sementara 25% lagi untuk investasi layanan pendukungnya," ungkap dia.

Sementara untuk jumlah pelanggan, ia melanjutkan, jumlah pelanggan perseroan hingga akhir 2009 tercatat mencapai 10,5 juta pelanggan. "Target kami jumlah pelanggan dapat mencapai 14 juta pada 2010 nanti," kata dia.




(dro/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar